Sabtu, 01 Juli 2017

testimoni perkuliahan_Andragogi & Pedagogi



Testimoni Perkuliahan;   Paedagogi dan Andragogi
Dalam tetimoni kali ini saya ingin menyampaikan rasa syukur saya karena mendapat materi perkuliahan “Andragogi dan Pedagogi”. Bukan masalah mengenai cara mengajarnya, namun lebih ke cara saya dan anda seharusnya menanggap dan memahami suatu materi, untuk apa dan tujuan apa yang akan kita capai dengan mempelajarinya, serta bagaimana cara belajar yang seharusnya kita lakukan sesuai dengan tahap perkembangan kita masing-masing.
Sebelumnya saya telah mem-posting sedikit pengertian dari “Andragogi dan Pedagogi”, bahwa; Andragogi merupakan ilmu pembelajaran untuk orang dewasa dan telah digunakan secara luas  untuk rancangan pelatihan organisasi, khususnya dalam bidang penekanan pada keterampilan lunak (soft skill), seperti  pengembangan manajemen. Sementara,Pedagogi adalah ilmu pembelajaran yang ditujukan untuk anak-anak, misalnya pendidikan wajib selama dua belas tahun.
Saya merasa beruntung mempelajarinya, karena dengan pemahaman tersebut saya dapat membenahi cara belajar saya yang seharusnya, artinya bagaimana cara mengajar seorang anak kuliah, anggota/karyawan perusahaan, atau tingkat pembelajaran untuk orang dewasa lainnya, dalam penjelasan yang diberikan oleh Malcolms S. Knowles, cara mengajar ceramah dan diskusi seperti di bangku perkuliahan masuk termasuk pada pembelajaran pedagogi, sementara pada kebenarannya, seorang mahasiswa/mahasiswi pada akhirnya difokuskan pada aplikatif dari pemahaman dari jurusan yang mereka terima ke dalam berbagai sub bidang pekerjaan. Dimana jika kita mengamati  tabel berikut;
Menurut Malcolms S. Knowles(1970), untuk lebih menjelaskan mengenai perbedaan antara andragogy dan pedagogi maka disajikan pada tabel berikut;
No.
Andragogi
Pedagogi
1.
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembejar  disebut “siswa” atau “anak didik”.
2.
Gaya belajar independen.
Gaya belajar dependen.
3.
Tujuan fleksibel.
Tujuan ditentukan sebelumnya.
4.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan nbahwa siswa tidak berpengalamandan/atau kurang informasi.
5.
Menggunakan metode pelatihan aktif.
Metode pelatihan terbilang pasif, seperti metode kuliah/ ceramah.
6.
Pembelajar memengaruhi waktu dan kecepatan.
Guru yang mengontrol waktu dan kecepatan.
7.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman.
8.
Belajar berpusat pada kehidupan nyata.
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
9.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Guru sebagai sumber daya utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
Selanjutnya, Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi  agar dapat dengan mudah dibegakan dengan andragogi. Asumsi dan proses yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
HAL PEMBEDA
ASUMSI PEDAGOGI
ASUMSI ANDRAGOGI
1. Konsep diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah diri atau kemandirian.
2. Pengalaman
Berharga kecil.
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3. Kesiapan            
Tugas perkembangan; tekanan sosial.
Tugas perkembangan; peran sosial.
4. Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6. Iklim belajar
Beroperasi otoritas, resmi dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian  pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informasi.
7. Perencanaan
Oleh guru.
Reksa(mutual) diagnosis diri.
8. Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negoisasi.
9.Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan)
11.Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa  program pengukuran.

Dengan hal tersebut sebenarnya tidak dapat disalahkan mengapa pendapat berbagai tokoh mengasumsikan bahwa metode pengajaran perkuliahan termasuk pada konsep pembelajaran pedagogi, karena pada kenyataannya saya dan mungkin masih banyak diantara mahasiswa lainnya, meskipun tidak semua lebih menyenangi gaya pembelajaran pedagogi, namun kenyataannya hal itu tidak dapat selalu kita junjung, karena dari diri saya sendiri saya menyesal ketika ilmu yang akan saya aplikatifkan nantinya hanya sedikit pada pekerjaan saya akibat dari gaya belajar saya yang terbilang masih pedagogi. Dan untuk itu sebagai kawan seperjuangan saya juga ingin memberikan semangat khususnya bagi teman-teman seperjuangan( sedang kuliah) agar mampu belajar dengan semestinya ( pembelajaran  andragogy), karena pada dasarnya tujuan kita adalah  mengapdi dan membangun negeri ini pada kemajuan. Sehingga dengan menjadikan diri sebagai pembelajar andragogy/ cara belajar orang dewasa yang seharusnya, kita secara bersama-sama tidak menyia-nyiakan kesempatan kita untuk berada dalam kehidupan ini, sebagai generasi bangsa yang akan membangun dan membawa nama harum bangsa kita. Karena masa depan bangsa ada di tangan kita para generasi penerus. Dan akhir kata maaf atas ungkapan/ kata-kata yang salah dan mohon perbaikannya, dan terkhusus untuk ibu Dina selaku dosen pengampu materi kuliah ini, saya ucapkan terima kassih atas pemahaman ,yang ibi berikan. Semoga kami generasi selanjutnya dapat memperbaiki dan membenahi diri dengan baik, sehingga harapan kita bersama-sama menjadikan negara kita menjadi negara yang warganya terdidik yang mampu mengharumkan nama negeri ini harum dapat tercapai. Akhir kata saya angkapkan banyak terima kassih bagi para pembaca.Salam hangat dari saya.

Inspirasi kehidupan Dina Masa remaja hanyalah tujuh tahun, begitu singkat, tetapi ketujuh tahun ini mempengaruhi enam puluh satu sisanya...