Dalam
tetimoni kali ini saya ingin menyampaikan rasa syukur saya karena mendapat
materi perkuliahan “Andragogi dan Pedagogi”. Bukan masalah mengenai cara
mengajarnya, namun lebih ke cara saya dan anda seharusnya menanggap dan
memahami suatu materi, untuk apa dan tujuan apa yang akan kita capai dengan
mempelajarinya, serta bagaimana cara belajar yang seharusnya kita lakukan
sesuai dengan tahap perkembangan kita masing-masing.
Sebelumnya
saya telah mem-posting sedikit pengertian dari “Andragogi dan Pedagogi”, bahwa;
Andragogi merupakan
ilmu pembelajaran untuk orang dewasa dan telah digunakan secara luas untuk rancangan pelatihan organisasi,
khususnya dalam bidang penekanan pada keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Sementara,Pedagogi adalah ilmu
pembelajaran yang ditujukan untuk anak-anak, misalnya pendidikan wajib selama
dua belas tahun.
Saya
merasa beruntung mempelajarinya, karena dengan pemahaman tersebut saya dapat
membenahi cara belajar saya yang seharusnya, artinya bagaimana cara mengajar
seorang anak kuliah, anggota/karyawan perusahaan, atau tingkat pembelajaran
untuk orang dewasa lainnya, dalam penjelasan yang diberikan oleh Malcolms S.
Knowles, cara mengajar ceramah dan diskusi seperti di bangku perkuliahan masuk
termasuk pada pembelajaran pedagogi, sementara pada kebenarannya, seorang
mahasiswa/mahasiswi pada akhirnya difokuskan pada aplikatif dari pemahaman dari
jurusan yang mereka terima ke dalam berbagai sub bidang pekerjaan. Dimana jika
kita mengamati tabel berikut;
Menurut
Malcolms S. Knowles(1970), untuk lebih menjelaskan mengenai perbedaan antara
andragogy dan pedagogi maka disajikan pada tabel berikut;
No.
|
Andragogi
|
Pedagogi
|
1.
|
Pembelajar
disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
|
Pembejar disebut “siswa” atau “anak didik”.
|
2.
|
Gaya
belajar independen.
|
Gaya
belajar dependen.
|
3.
|
Tujuan
fleksibel.
|
Tujuan
ditentukan sebelumnya.
|
4.
|
Diasumsikan
bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
|
Diasumsikan
nbahwa siswa tidak berpengalamandan/atau kurang informasi.
|
5.
|
Menggunakan
metode pelatihan aktif.
|
Metode
pelatihan terbilang pasif, seperti metode kuliah/ ceramah.
|
6.
|
Pembelajar
memengaruhi waktu dan kecepatan.
|
Guru
yang mengontrol waktu dan kecepatan.
|
7.
|
Keterlibatan
atau kontribusi peserta sangat penting.
|
Peserta
berkontribusi sedikit pengalaman.
|
8.
|
Belajar
berpusat pada kehidupan nyata.
|
Belajar
berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
|
9.
|
Peserta
dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
|
Guru
sebagai sumber daya utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
|
Selanjutnya,
Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi agar dapat dengan mudah dibegakan dengan
andragogi. Asumsi dan proses yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
HAL
PEMBEDA
|
ASUMSI
PEDAGOGI
|
ASUMSI
ANDRAGOGI
|
1.
Konsep diri
|
Ketergantungan.
|
Peningkatan
arah diri atau kemandirian.
|
2.
Pengalaman
|
Berharga
kecil.
|
Pelajar
merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
|
3. Kesiapan
|
Tugas
perkembangan; tekanan sosial.
|
Tugas
perkembangan; peran sosial.
|
4.
Perspektif waktu
|
Aplikasi
ditunda.
|
Kecepatan
aplikasi.
|
5.Orientasi
untuk belajar
|
Berpusat
pada substansi mata pelajaran.
|
Berpusat
pada masalah.
|
6.
Iklim belajar
|
Beroperasi
otoritas, resmi dan kompetitif.
|
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan
informasi.
|
7.
Perencanaan
|
Oleh
guru.
|
Reksa(mutual)
diagnosis diri.
|
8.
Perumusan tujuan
|
Oleh
guru.
|
Reksa
negoisasi.
|
9.Desain
|
Logika
materi pelajaran, unit konten.
|
Diurutkan
dalam hal kesiapan unit masalah.
|
10.Kegiatan
|
Teknik
pelayanan.
|
Teknik
pengalaman (penyelidikan)
|
11.Evaluasi
|
Oleh
guru
|
Reksa
diagnosis kebutuhan dan reksa program
pengukuran.
|
Dengan
hal tersebut sebenarnya tidak dapat disalahkan mengapa pendapat berbagai tokoh
mengasumsikan bahwa metode pengajaran perkuliahan termasuk pada konsep
pembelajaran pedagogi, karena pada kenyataannya saya dan mungkin masih banyak
diantara mahasiswa lainnya, meskipun tidak semua lebih menyenangi gaya
pembelajaran pedagogi, namun kenyataannya hal itu tidak dapat selalu kita
junjung, karena dari diri saya sendiri saya menyesal ketika ilmu yang akan saya
aplikatifkan nantinya hanya sedikit pada pekerjaan saya akibat dari gaya belajar saya yang
terbilang masih pedagogi. Dan untuk itu sebagai kawan seperjuangan saya juga
ingin memberikan semangat khususnya bagi teman-teman seperjuangan( sedang
kuliah) agar mampu belajar dengan semestinya ( pembelajaran andragogy), karena pada dasarnya tujuan kita
adalah mengapdi dan membangun negeri ini
pada kemajuan. Sehingga dengan menjadikan diri sebagai pembelajar andragogy/
cara belajar orang dewasa yang seharusnya, kita secara bersama-sama tidak menyia-nyiakan
kesempatan kita untuk berada dalam kehidupan ini, sebagai generasi bangsa yang
akan membangun dan membawa nama harum bangsa kita. Karena masa depan bangsa ada
di tangan kita para generasi penerus. Dan akhir kata maaf atas ungkapan/
kata-kata yang salah dan mohon perbaikannya, dan terkhusus untuk ibu Dina
selaku dosen pengampu materi kuliah ini, saya ucapkan terima kassih atas
pemahaman ,yang ibi berikan. Semoga kami generasi selanjutnya dapat memperbaiki
dan membenahi diri dengan baik, sehingga harapan kita bersama-sama menjadikan negara
kita menjadi negara yang warganya terdidik yang mampu mengharumkan nama negeri
ini harum dapat tercapai. Akhir kata saya angkapkan banyak terima kassih bagi
para pembaca.Salam hangat dari saya.