Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan
konseling di sekolah merupakan salah
satu aktivitas pendidikan yang tidak boleh lepas dari perhatian administrator, manager/kepala
sekolah, dan guru sekolah. Penyelenggaraan program bimbingan dan konseling berada dibawah tanggungjawab kepala sekolah
selaku manager sekolah. Keberadaan Bimbingan dan konseling ini menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi diri peserta didik
atau mencapai tugas-tugas perkembangan peserta didik secara optimal, artinya menyngkut aspek
fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spritual.
Adapun
sifat-sifat bimbingan konseling diantaranya;
1. Pertolongan
diarahkan ke peningkatan kemampuan dalam
menghadapi hidup dengan segala
persoalannya.
2. Pertolongan
yang kontiniu diberikan atas dasar perencanaan
dan pemikiran ilmiah.
3. Pertolongan
yang proses pemecahannya dari persoalan membutuhkan aktivitas dan tanggung jawab bersama antar
yang menolong dengan yang ditolong.
4. Pertolongan
yang isi, bentuk, dan caranya
disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap
masalah.
5. Pertolongan
yang berusaha menolong tiap anak/ yang dibimbing agar dia dapat mencapai kehidupan yang layak dan bahagia di
dalam masyarakatnya.
Setelah memahami sifat-sifat dari
bimbingan dan konseling, kemudian apa sebenarnya tugas langsung dari seorang
konselor? Sesungguhnya untuk memahami apa tugas dari konselor kita terlebih
dahulu harus mampu memahami apa itu konseling. Secara umum konseling dapat
diartikan sebagai bantuan, namun perlu digaris bawahi bahwa bukan berarti setiap bantuan merupakan
konseling. Karena pada hakikatnya konseling disini membutuhkan syarat, bentuk,prosedur dan pelaksanaan
tertentu sesuai dengan dasar, prinsip dan juga tujuan(Rochman Natawijaya,
1981). Dalam perkembangan peserta didik, pendidikan menyediakan fasilitas agar
para peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Pendidikan
dapat diumpamakan (mengajak) anak membawa barang muatan yang selalu bertambah
sesuai pada suatu jalan untuk mencapai
suatu tujuan atau tempat, dimana ditempat tersebut kelak si anak akan menjal
seluruh barang yang dia bawa selama perjalanannya. Dimana kurikulum
merupakan barang-barang muatanya, administrassi perjalanan merupakan biro perjalanan yang mengatur perjalanan,
kapan berangkat, dan dimana harus berhenti,dan sebagainya. Dan konseling
diibaratkan sebagai “dokter/perawat” yang berjaga jaga disetiap persimpangan
jalan untuk menolong si anak apabila dalam perjalanan apabila si anak terjatuh,
dan mengalami masalah yang tidak mampu duhadapinya, Misalnya ketika si anak
tidak mampu lagi berjalan ketika kakinya pincang. Maka anak harus menerima
perawatan khusus, agar dia tetap dapat berjalan dan mencapai tujuannya. Inilah
sesungguhnya tujuan dari konseling. Dimana konseling membantu peserta didik mengatasi
kesulitan-kesulitan yang ada dalam dirinya, yang menghambatnya untuk belajar dalam pengejaran
tujuannya.
Sebagaimana
halnya pendidikan yang mengenal adanya tujuan akhir dan tujuan sementara
seperti konseling. Konselor juga memiliki tujuan, yakni;
1.
Menolong anak mengenal dirinya sendiri
2.
Menolong anak menerima dirinya
3.
Menolong anak mampu membuat keputusan sendiri,
menentukan pilihan sendiri
4.
Menolong anak mampu membuat rencana hidup dan lain-lain, maka kegiatan
konseling ini diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan sementara bimbingan yang
selanjutnya akan berfungsi sebagai langkah untuk tercapainya tujuan akhir dari
konseling, yakni perubahan sikap dari peserta didik dan tercapainya tujuan.
Namun,
sesungguhnya makna dari seorang konselor atau biasa disapa sebagai “guru
Bimbingan dan Konseling”, masih banyak yang tidak memahami fungsi dan tujuannya
masing- masing. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya adalah salah seorang anak
yang tidak pernah mengetahui fungsi konselor yang sesungguhnya adalah sebagaimana
dijelaskan diatas, karena pada hakikatnya sejak saya berada di bangku Sekolah
Dasar hingga saya tamat SMA, konsep saya
mengenai BK adalah suatu tempat yang menakutkan, sebab setiap orang yang masuk
BK pada hakikatnya hanya bagi siswa yang melanggar aturan disana, dan ketika
saya bertanya kepada teman yang pernah masuk kesana, mereka berkata bahwa
mereka hanya diberi peringatan setelah sebelumnya dihukum dengan kayu. Jadi
kesimpulan yang saya dapat dahulu mengenai guru BK adalah tempat dimana anak-anak
yang bermasalah harua dihukum dan dipermalikan atau dalam kutip besar “Warning” bagi siswa.
Sehingga makna
yang sebenarnya dari Bimbingan dan Konseling menjadi kabur dan tidak jelas,
istilah hanya ibarat slogan, namun tidak
untuk semua sekolah, karena bagi sebagian sekolah yang bertaraf
nasional/internasional, sudah banyak yang menggunakan program bimbingan dan
konseling sebagaimana sebenarnya. Yang menjadi pertanyaan, apakah hanya mereka
yang berada di sekolah yang terfavorit saja yang merasakan layanan bimbingan
dan konseling yang seutuhnya.
Layanan
Bimbingan dan Konseling ibarat pemandu bagi anak untuk berlayar mengarungi
gelombang samudra yang akan dijalaninya, hingga sampai tepat ketujuan. Jadi
layanan bimbingan dan konseling menjadi hal yang bergitu krusikal, khususnya
jika kita ingin para generasi penerus, menjadi generasi yang bermoral,
beretikad baik, dan termotivasi untuk selalu mengejar impiannya.
Ketika layanan
bimbingan dan konseling tidak berjalan semestinya, atau dengan kata lain hanya
sebagai tempat anak yang bermasalah saja. Maka akan sangat sulit bagi para guru
mengenal peserta didiknya. Dan bagi siswa yang bermasalah sulit untuk mengubah
perilakunya, karena hukuman yang diberikan oleh para guru bukan membuat mereka
jera karena kebanyakan kekerasan fisik justru mengembangkan kekerasan hati, dan
berkembangnya jiwa pendemdam bagi anak.
Kemungkinan besar guru dan teman-teman disekolah menganggap seorang
siswa yang bermasalah tersebut sebagai siswa yang nakal, dan harus dijauhi.
Inilah yang menjadi persoalan besar yang saat ini terjadi. Bagaimana cara
mengubah paradigma mengenai layanan bimbingan dan konseling yang sebenarnya. Karena, layanan bimbingan
dan konseling dibangun/di dirikan bertujuan untuk memotivasi setiap peserta
didik untuk semakin semangat dalam belajar, mampu mengenali diri dengan baik,
tempat anak mengungkapkan persoalannya, dan membuat anak semakin lebih dewasa
dalam memecahkan masalahnya, mengarahkan anak untuk memilih jurusan yang sesuai
dengan kemampuannya, membekali anak dengan moral dan etika yang baik melalui
pendekatan yang layak( tidak menghukum anak). Karena layanan bimbingan dan konseling bukanlah
hakim, yang menjatuhkan hukuman bagi pelaku yang dianggap bersalah.
Selanjutnya,
apa sih fungsi dari konseling itu?, baiklah konseling merupakan suatu proses
pertemuan langsung antara konselor dengan konseli (face to face relationship)
yang bermasalah, dimana pembimbing
membantu konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku. Secara khusus pelayanan konseling di
sekolah bertujuan agar siswa dapat;
1.
Memahami dirinya dengan baik
2.
Memahami lingkungannya dengan baik
3.
Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana
4.
Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Dikaitkan
dengan pelayanan konseling di sekolah, dapat dikemukakan beberapa fungsi
konseling, yaitu;
Ø
Fungsi pemahaman
Tugas konselor adalah mengetahui siapa dan bagaimana
individu yang dikonseling itu
Ø
Fungsi pencegahan
Pelayanan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Beberapa kegiatan yang
berfungsi pencegahan antara lain;
1.
Program orientasi yang memberi kesempatan kepada
para peserta didik untuk lebih mengenal
sekolah sebagai lingkungan yang baru, misalnya; pemberian informassi seperti
kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan sosial, tata tertib
sekolah dan sebagainya.
2.
Program bimbingan karier
3.
Program pengumpulan data yang memungkinkan
diperolehnya data yang lebih lengkap dan tepat yang amat dibuttuhkan dalam
memahami pribadi siswa secara lebig mendalam.
4.
Program kegiatan kelompok, seperti didkusi
bermain peranan dinamika kelompokdan tehnik pendekatan kelompok lainnya.
Ø
Fungsi penyaluran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah para
siswa perlu di bantu agar memperoleh prestasi yang sebaik-baiknya.
Misalnya, bantuan dalam;
a. memperoleh jurusan yang tepat
b. menyusun program belajar
c. pengembangan bakat dan minat
d. perencanaan karier
Ø
Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah pelayanan konseling yang
berfungsi untuk membantu terciptanya penyesuaian antara peserta didik dan lingkungan.
Ø
Fungsi perbaikan
Meskipun fungsi pemahaman, pencegahan, penyaluran, dan
penyesuaian telah dilaksanakan, namun para peserta didik yang bersangkutan
kemungkinan massih mengalami masalah-masalah
tertentu, sesuai dengan jenis, sifat maupun bentuk dari permasalahan
yang dialaminya.
Ø
Fungsi pengembangan
Konseling berfungsi pengembangan artinya layanan yang
diberikan membantu para peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan secara
lebih terarah dan mantap.
Selain
itu, konseling juga memiliki azas-azas, beberapa azas pokok diantaranya yakni;
1. Azas
kerahasiaan, artinya seorang konselor tidak boleh mengatakan masalah peserta
didik kepada orang lain yang tidak berkependingan dengan tujuan agar para
peserta didik merasa nyaman untuk mengungkapkan seluruh rahasianya kepada
konselor.
2. Azas
kesukarelaan, artinya seorang peserta didik yang ingin konseling tentunya harus
terlebih dahulu memiliki rasa percaya yang kuat kepada konselor, dan bersedia
untuk melakukan konseling, selain itu seorang konselor juga harus siap sedia
memberikan waktunya bagi klien/peserta didik untuk mengutarakan
masalahnya/konseling.
3. Azas
kekinian, artinya bahwa masalah yang saat ini yang perlu diperbaiki, bukan masalah
yang telah berlalu. Dengan memecahkan masalah yang saat ini terjadi masa
diharapkan di masa depan masalah yang sama tidak akan muncul.
4. Azas
kemandirian, artinya konselor harus berusaha menghidupkan kemandirian bagi peserta didik/klien untuk
memecahkan masalahnya sendiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Demikianlah
sedikit pengetahuan yang kita dapatkan dari tulisan ini, mengenai bimbingan dan
konseling semoga bermanfaat dan diharapkan bagi guru Bimbingan dan konseling
agar semakin lebih baik dalam melakukantugasnya, sehingga tujuan bangsa kita
untuk menciptakan generassi yang cerdas, bermoral, dan beritikad
baikm dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar