PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (DIVERSITAS SOSIOKULTURAL)
Variasi Latar Belakang Kultur,Status Sosioekonomi,dan Etnis.
Ø Kultur
Jika
kita mengingat masa sekolah ataupun keadaan lingkungan sekitar kita, mungkin
tidak jarang kita menemui berbagai masyarakat yang berbeda agama, ras,
golongan, warna kulit, adat istiadat dan lain sebagainya, yang menandakan behwa
kita lahir dalam lingkungan yang kaya akan ragam budaya, yakni ; ‘Indonesia’. Kultur
merupakan suatu pola perilaku , keyakinan dan semua produk dari kelompok orang
tertentu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Produk ini
berasal dari interaksi antara anggota kelompok dan lingkungan selama
bertahun-tahun. Kultur dikelompokkan menjadi
dua yakni; kultur individualistis(seperangkat nilai yang lebih
memprioritaskan tujuan personal ketimbang tujuan kelompok), dan kultur kolektivistik
(seperangkat nilai yang lebih memprioritaskan
nilai yang mendukung kelompok). Banyak kultur Barat termasuk kultur individualistik dan banyak kultur Asia
masuk ke dalam kultur kolektivitas.
Ø Status sosioekonomi (SES)
Status sosioekonomi (SES) adalah kategorisasi orang
berdasarkan karakteristik ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan. Penekanannya
dititikberatkan pada perbedaan antara individu dengan status sosioekonomi
rendah dan menengah. Individu dengan SES rendah biasanya kurang mendapatkan
pendidikan, kurang kekuatan untuk memengaruhi sekolah dan institusi komunitas
lainnya, dan kurang sumber daya ekonomi. Misalnya anak-anak pedalaman yang
masih belum mendapatkan pendidikan, selain itu kondisi ekonomi yang rendah
membuat banyak anak hanya mampu memperoleh pendidikan seadanya, dan bahkan jauh
dari kata layak.
Ø Etnis
Etnis
berasal dari bahasa Yunani yang artinya bangsa. Etnisitas adalah pola
karakteristik umum seperti warisan
budaya , kebangsaan, ras, agama, dan bahasa. Namun istilah ini sering
didiskreditkan sebagai istilah biologis dan sayangnya digunakan untuk
mensteriotipkan orang. Misalnya
pandangan mengenai warna kulit yang umumnya didomisili oleh kulit putih saja
yang berkesempatan besar untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak di
Amerika Serikat, dan kulit hitam hanya merupakan kelompok minoritas yang mampu
merasakannya.Sehingga kelompok kulit hitam sering mendapat perlakuan yang
negative atau kurang baik dari kalangan teman sebayanya dan juga
pendidiknya.Hal ini tidak seharusnya terjadi, jika seorang pendidik mulai mengajarkan
kesamaan antara etnis dalam kesempatan untuk menerima pendidikan dengan bebas.
Ini penting untuk mengakui perbedaan luas yang ada dalam setiap kelompok
kultural.
Pendidikan
Multikultural
Pendidikan
multikultural adalah pendidikan yang menghargai diversitas dan memasukkan
perspektif dari berbagai macam kelompok kultural. Pemberdayaan, dengan cara
menberikan keahlian intelektual dan keahlian memecahkan masalah untuk membuat
dunia menjadi lebih baik, merupakan aspek penting dari pendidikan multicultural
saat ini. Pemberdayaan juga bertujuan memberi murid kesempatan untuk
mempelajari pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok etnis dan
kultural yang berbeda-beda. Tujuannya
adalah agar pemberdayaan ini, akan meningkatkan rasa harga diri kelompok
minoritas, mengurangi prasangka, dan memberi kesempatan pendidikan yang lebih
adil.
Ø Pengajaran
yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural,
untuk mengaitkan pengajaran dengan latar
belakang kultural murid.
Ø Pendidikan
berpusat pada isu juga menjadi aspek penting dalam pendidikan multicultural,
dengan ini murid diajar agar dapat secara sistematis mengkaji isu-isu menyangkut kesetaraan dan keadilan sosial,
misalnya saja dalam masalah gender.
Berbagai strategi untuk meningkatkan
hubungan antara murid dari kelompok etnis yang berbeda, diantaranya;
ü Kelas
jingsaw( menyuruh murid-murid dari latar
belakang kultural yang berbeda untuk
saling bekerja sama mengerjakan bagian tugas yang berbeda dari satu
tugas besar untuk mencapai tujuan yang sama).
ü Kontak
personal positif
ü Perspective taking
ü Pemikiran
kritis dan intelegensi emosional,
ü Mengurangi
bias
ü Meningkatkan
toleransi
ü Dan
mengembangkan sekolah dan komunitas sebagai satu tim.
Selain hal diatas
nilai-nilai seperti saling menghormati, hak individual, dan toleransi terhadap
perbedaan harus juga diajarkan kepada murid, Terkhusus mengenai bias gender,
dimana perempuan selalu dipandang rendah disbanding dengan laki-laki, dimana
laki-laki selalu dipandang kuat dan berkuasa. Sehingga pentingnya pemberian
didikan yang baik dan pemahaman yang
luas mengenai gender dari sekolah, dengan demikian para murid baik perempuan
ataupun laki-laki mendapat kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan
dan kedudukan yang setara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar