Sabtu, 08 April 2017

Resume 2_ Intelegensi



INTELEGENSI
A.     Konsep intelegensi, cara pengukuran, dan berbagai kontroversi dalam penggunaannya oleh pendidik.

Berbicara mengenai intelegensi, kita tentu harus mengetahui konsepnya terlebih dahulu. Intelegensi terdiri dari keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman kehidupan sehari-hari. Namun karena  konsep yang abstrak dan luas mengenai intelegensi, maka akan  ada banyak defenisi. Minat terhadap intelegensi sering kali difokuskan  pada perbedaan individual  dan penilaian individual( Kaufman &Lictenberger,2002; Lubinski ,2000; Molfse & Martin, 2001). Perbedaan individual adalah cara dimana orang berbeda satu sama lain secara konsisten dan tetap.
Binet dan Simon menyusun tes intelegensi pertama. Binet mengembangkan konsep usia mental , dan Stern  membuat konsep IQ sebagai MA/CA x 100. Distribusi skor Stanfort-Binet mendekati kurva normal.Skala Weschler juga banyak dipakai untuk menilai intelegensi, dimana semuanya menghasilkan IQ keseluruhan, IQ verbal dan kinerja.
·         Penggunaan  tes kelompok dianggap  lebih nyaman dan ekonomis, hanya saja tes ini memiliki sejumlah kekurangan ( kurang kesempatan dalam menyusun laporan; selain itu gangguan dari murid lain sehingga kurang fokus). Tes intelegensi kelompok harus selalu dilengkapi  dengan informasi relevan lain saat akan membuat keputusan  untuk murid. Hal ini juga berlaku untuk tes individual murid.
·         Spearman mengatakan bahwa orang mempunyai intelegensi umum(g) dan tipe intelegensi khusus (s).Menurut teori intelegensi triarkis Strenberg, intelegensi muncul dalam tiga bentuk; analitis, kreatif, dan praktis. Gardner percaya ada delapan tipe intelegensi; verbal. matematika, , spasial, tubuh-kinestik, musik, wawasan terhadap diri sendiri, dan naturalis. Proyek Spektrum dan Key School adalah aplikasi pendidikan dari teori  multiple intelligence Gardner . Mayer, Salovy, dan Goleman meyakini bahwa intelegensi emosional  adalah aspek penting dalam dari seseorang agar bisa berkompeten. Pendekatan menawarkan banyak hal, meransang guru untuk berfikir lebih luas mengenai factor yang memengaruhi kemampuan murid. Namun pada kenyataannya pendekatan ini mendapatkan banyak kritik, karena tidak seharusnya intelegensi setiap orang dapat diklasifikasikan.
·         Empat kontroversi  dan isu yang berkaitan dengan intelegensi adalah;
1.      Persoalan sifat asuhan dari bagaimana warisan dan lingkungan berinteraksi untuk menghasilkan intelegensi.
2.      Apakah orang memiliki intelegensi umum atau tidak
3.      Seberapa adilkah tes intelegensi berlaku untuk lintas kelompok etnis dan kultural, dan
4.      Apakah murid harus dikelompokkan  berdasarkan kemampuannya( tracking). Hal ini penting untuk menyadari bahwa tes intelegensi adalah indicator kinerja sekarang, dan bukan potensi tetap.

B.     Evaluasi Gaya Berpikir dan Membaca
Gaya bukan kemampuan tetapi cara yang disukai seseoranng untuk memanfaatkan kemampuannya. Masing-masing  kita tentu memiliki sejumlah gaya belajar dan berpikir yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Gaya impulsive/ reflektif disebut juga sebagai tempo konseptual. Dikotomi ini adalah perbedaan antara tendensi untuk bertindak cepat dan impulsive dengan menggunakan tendensi  untuk menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon atau memikirkan (reflek) akurasi dari suatu jawaban. Murid impulsive biasanya membuat lebihbanyak kesalahan disbanding dengan murid yang reflektif.  Gaya mendalam atau dangkal adalah sejauh mana murid menjalani proses belajar dengan satu cara yang membantu mereka  untuk memahami materi ( gaya mendalam) atau sekadar mempelajari apa yang perlu dipelajari( gaya dangkal). Oleh sebab itu seorang guru seharusnya mengetahui gaya murid  yang perlu diperbaiki agar membantu  murid dapat belajar dengan baik.
C.      Defenisi kepribadian, identifikasi Faktor kepribadian

Kepribadian adalah pemikiran , emosi, dan perilaku khas yang menjadi ciri dari cara individu dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Para psikolog mengidentifikasikan factor kepribadian dalam lima bagian besar, yaitu; stabilitas emosional, ekstraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, agreeableness, dan  conscientiousness.  Pengklasifikasian kepribadian ini, memberikan guru sebuah kerangka  untuk memahami karakteristik kepribadian murid. Konsep interaksi individu dengan lingkungan menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengkarakterisasikan  kepribadian bukan hanya dari bakat saja, namun juga berdasarkan pembawaan dari situasinya.

D.      Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara respon yang khas terhadap suatu keadaan. Thomas meyakini bahwa ada tiga gaya temperamen dasar yaitu; easy,difficult, dan slow-to-warm-up. Temperamen difficult atau sulit mengakibatkan anak menjadi mudah kena masalah. Dalam pendidikan yang melibatkan temperamen anak, guru dapat menunjukkan perhatian dan penghargaan pada individualitas, mempertimbangkan struktur lingkungan murid, dan mewaspadai masalah yang mungkin timbul apabila mengenakan label ‘’sulit’’ dan menggunakan suatu cara tersendiri untuk mendidik anak yang dengan temperamen sulit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Inspirasi kehidupan Dina Masa remaja hanyalah tujuh tahun, begitu singkat, tetapi ketujuh tahun ini mempengaruhi enam puluh satu sisanya...